Piretroid

, florist
Last reviewed: 29.06.2025

Piretroid adalah kelompok insektisida sintetis yang meniru aksi piretrin, zat alami yang diekstrak dari bunga krisan. Insektisida ini secara aktif digunakan untuk mengendalikan berbagai serangga hama di bidang pertanian, hortikultura, dan rumah tangga. Piretroid sangat beracun bagi serangga, menghambat sistem saraf mereka dan menyebabkan kelumpuhan, yang berujung pada kematian mereka. Tidak seperti piretrin, piretroid sintetis lebih stabil terhadap degradasi oleh sinar matahari, sehingga lebih efektif dan tahan lama.

Tujuan dan pentingnya dalam pertanian dan hortikultura

Tujuan utama penggunaan piretroid adalah untuk melindungi tanaman dari hama. Insektisida ini digunakan untuk melindungi berbagai tanaman pertanian, mulai dari sayur-sayuran dan buah-buahan hingga sereal dan tanaman hias. Piretroid membantu mengurangi populasi serangga yang dapat menyebabkan kerusakan signifikan di sektor pertanian, sehingga mengurangi kualitas dan kuantitas panen. Dalam hortikultura, piretroid secara efektif memerangi hama seperti kutu daun, lalat putih, dan tungau, melindungi tanaman hias dan meningkatkan kesehatannya. Penggunaan produk ini secara tepat berkontribusi pada peningkatan hasil panen dan meminimalkan kerusakan akibat hama serangga.

Relevansi topik

Kajian tentang piretroid sangatlah penting, karena penggunaan insektisida yang tidak tepat dapat menyebabkan perkembangan resistensi pada serangga dan berdampak negatif pada lingkungan. Sangat penting untuk mempelajari cara memilih insektisida dengan tepat, mematuhi dosis dan aturan penggunaan, guna meminimalkan risiko terhadap serangga yang bermanfaat dan ekosistem secara keseluruhan. Lebih jauh, peningkatan kesadaran tentang piretroid akan membantu dalam memerangi resistensi serangga terhadap insektisida, yang merupakan salah satu isu terkini dalam pertanian dan hortikultura.

Sejarah piretroid

Piretroid adalah insektisida sintetis yang meniru aksi piretrin alami yang ditemukan pada bunga beberapa spesies krisan. Sejak ditemukan dan dibuat pada tahun 1970-an, piretroid telah digunakan secara luas dalam pertanian dan perkebunan karena efektivitasnya yang tinggi, toksisitasnya yang rendah terhadap mamalia, dan penguraiannya yang cepat di lingkungan. Sejarah piretroid dimulai dengan studi zat alami dan pengembangan analog sintetisnya untuk pengendalian hama yang lebih aman dan efektif.

1. Penemuan dan studi awal piretrin

Piretrin alami pertama kali diisolasi pada abad ke-19 dari bunga krisan. Pada tahun 1940-an, piretrin ditemukan memiliki aktivitas insektisida dan dapat membunuh serangga secara efektif. Zat-zat ini terurai dengan cepat dan memiliki dampak minimal pada mamalia, sehingga menarik sebagai insektisida. Akan tetapi, piretrin alami memiliki keterbatasan dalam hal stabilitas dan efektivitas, yang menyebabkan pencarian analog sintetis.

2. Pengembangan piretroid sintetis

Pada tahun 1970-an, para ilmuwan mulai mengembangkan analog sintetis piretrin—piretroid. Piretroid diciptakan untuk meningkatkan stabilitas dan memperpanjang durasi aksinya, serta memberikan toksisitas yang lebih tinggi bagi serangga dan toksisitas yang lebih rendah bagi manusia dan hewan. Senyawa sintetis ini meniru mekanisme piretrin alami, menghalangi impuls saraf pada serangga, yang menyebabkan kelumpuhan dan kematian.

Contoh:

  • Permethrin – piretroid sintetis pertama yang dikembangkan pada tahun 1970-an, yang memperoleh pengakuan luas atas efektivitasnya yang tinggi dan ketahanannya terhadap degradasi. Permethrin menjadi salah satu insektisida paling populer untuk mengendalikan hama di pertanian dan juga di rumah tangga untuk perlindungan terhadap tungau dan nyamuk.

3. Penggunaan piretroid secara luas pada tahun 1980-an dan 1990-an

Sejak tahun 1980-an, piretroid telah digunakan di berbagai bidang, termasuk pertanian, pengendalian hama rumah tangga, dan kedokteran hewan. Dengan meningkatnya penggunaan piretroid, pengembangan formulasi baru dengan karakteristik yang lebih baik, seperti peningkatan efektivitas, stabilitas lingkungan, dan pengurangan toksisitas terhadap organisme non-target, dimulai.
Contoh:

  • Sipermetrin – piretroid sintetis yang dikembangkan pada tahun 1980-an dan dengan cepat menjadi salah satu insektisida paling populer. Zat ini digunakan untuk mengendalikan berbagai hama di pertanian dan juga untuk mengendalikan vektor penyakit, seperti nyamuk yang menularkan virus.
  • Deltametrin – piretroid lain yang mulai digunakan secara luas pada tahun 1990-an. Obat ini dikenal karena efektivitasnya yang tinggi terhadap berbagai serangga seperti kecoak, nyamuk, dan lalat, serta juga digunakan untuk melindungi tanaman pertanian dari hama.

4. Aplikasi dan perbaikan modern

Dengan kemajuan teknologi pada tahun 2000-an dan 2010-an, piretroid terus mengalami peningkatan, menjadi lebih aman dan lebih efektif. Generasi baru insektisida ini memiliki stabilitas yang lebih baik, aktivitas yang tinggi terhadap berbagai hama, dan risiko yang lebih rendah terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Piretroid terus memainkan peran penting dalam sistem pengendalian hama terpadu, yang menggabungkan metode pengendalian kimia, biologis, dan mekanis.

Contoh:

  • Lambda-sihalotrin – salah satu piretroid modern yang sangat aktif terhadap berbagai hama, termasuk serangga yang resistan terhadap insektisida lama. Produk ini digunakan dalam pertanian dan penanaman untuk perlindungan terhadap hama seperti kumbang kentang Colorado dan berbagai spesies ngengat.

5. Masalah dan prospek

Meskipun piretroid berhasil, penggunaannya bukannya tanpa masalah. Salah satu masalah yang paling signifikan adalah berkembangnya resistensi pada serangga, yang menyebabkan berkurangnya efektivitas produk. Sebagai tanggapan terhadap masalah ini, para ilmuwan terus mengembangkan formulasi piretroid baru, serta produk kombinasi, untuk mengatasi resistensi dan memberikan perlindungan yang efektif terhadap hama.

Tren modern dalam penggunaan piretroid

Saat ini, piretroid tetap menjadi insektisida penting dalam pemberantasan hama, tetapi penggunaannya sangat terbatas karena masalah resistensi serangga dan risiko lingkungan. Penelitian modern berfokus pada pengembangan piretroid dengan karakteristik yang lebih baik yang akan lebih efektif terhadap hama yang resistan, serta mengurangi dampaknya terhadap serangga yang bermanfaat. Sebagai alternatif dan suplemen piretroid, metode perlindungan tanaman biologis, termasuk musuh serangga alami dan penggunaan mikroorganisme, sedang dikembangkan.

Dengan demikian, sejarah piretroid mencakup pembentukannya sebagai insektisida yang efektif dan relatif aman, serta perkembangan masalah resistensi hama dan dampak lingkungan. Memahami sejarah ini membantu dalam pencarian metode pengendalian hama yang baru dan lebih aman.

Klasifikasi

Piretroid merupakan kelompok besar insektisida yang utamanya digunakan untuk mengendalikan hama serangga. Piretroid secara sintetis menyerupai piretrin—insektisida alami yang ditemukan pada bunga krisan. Bergantung pada struktur kimia, aktivitas, dan aplikasinya, piretroid dapat diklasifikasikan menurut berbagai karakteristik.

1. Berdasarkan struktur kimianya:

Piretroid dapat diklasifikasikan berdasarkan struktur kimianya, yang ditentukan oleh keberadaan gugus fungsi tertentu. Kelas yang paling umum adalah:

  • Piretroid tipe i (kelas i): kelas ini mencakup piretroid yang tidak mengandung gugus atom tambahan, sehingga lebih beracun bagi serangga. Contohnya adalah permetrin, yang memiliki aktivitas yang baik dan efek yang cepat.
  • Piretroid tipe ii (kelas ii): piretroid ini mengandung gugus atom tambahan, yang secara signifikan meningkatkan stabilitasnya dan mengurangi toksisitas terhadap hewan. Sipermetrin adalah salah satu contoh tipe ii yang paling populer. Zat ini digunakan dalam pertanian untuk mengendalikan serangga hama dan dalam memerangi vektor penyakit.

2. Berdasarkan kecepatan aksi:

Piretroid berbeda-beda dalam seberapa cepat pengaruhnya terhadap serangga. Bergantung pada seberapa cepat pengaruhnya terhadap serangga, piretroid dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

  • Piretroid yang bekerja cepat: insektisida ini melumpuhkan serangga dengan cepat dan mulai bekerja dalam hitungan menit setelah kontak. Permetrin adalah contoh piretroid yang bekerja cepat.
  • Piretroid yang bekerja lambat: produk ini bekerja lebih lambat, dan efeknya baru terlihat setelah beberapa jam. Deltametrin adalah salah satu contoh piretroid tersebut.

3. Melalui formulir aplikasi:

Piretroid dapat diklasifikasikan tergantung pada bentuk penerapannya:

  • Piretroid sistemik: insektisida ini menembus ke dalam tanaman dan menyebar ke seluruh jaringannya, sehingga efektif terhadap serangga yang memakan jaringan tanaman. Contoh piretroid tersebut adalah landametrin.
  • Piretroid kontak: zat ini bekerja langsung saat bersentuhan dengan serangga, menyebabkan kelumpuhan dan kematian. Sipermetrin adalah contoh piretroid kontak yang bekerja pada bagian luar tanaman atau pada serangga itu sendiri.

4. Berdasarkan area aplikasi:

Piretroid dapat diklasifikasikan berdasarkan area penerapannya:

  • Untuk pertanian: ini adalah area aplikasi yang paling umum untuk piretroid, karena secara aktif digunakan untuk melindungi tanaman pertanian dari berbagai hama serangga. Contohnya adalah klorpirifos, yang banyak digunakan pada sayuran, sereal, dan tanaman buah.
  • Untuk penggunaan rumah tangga: piretroid juga digunakan di rumah tangga, misalnya, untuk melindungi dari hama dalam rumah seperti kecoak, lalat, nyamuk, dan serangga lainnya. Deltametrin dan permetrin sering digunakan dalam semprotan insektisida rumah tangga.
  • Untuk penggunaan pada hewan: piretroid dapat digunakan dalam pengobatan hewan untuk melindungi hewan peliharaan dari parasit seperti kutu dan caplak. Contohnya adalah fenvalerat, yang digunakan dalam pengobatan anti-kutu untuk anjing dan kucing.

5. Berdasarkan stabilitas:

Klasifikasi piretroid berdasarkan stabilitasnya didasarkan pada kemampuannya untuk mempertahankan aktivitas dalam kondisi lingkungan yang berbeda:

  • Piretroid fotostabil: insektisida ini tidak cepat rusak di bawah sinar matahari, sehingga efektif untuk penggunaan jangka panjang di ruang terbuka. Sipermetrin dan deltametrin adalah contoh piretroid fotostabil tersebut.
  • Piretroid yang tidak stabil terhadap cahaya: zat ini kehilangan aktivitasnya di bawah sinar matahari, yang membatasi penggunaannya dalam kondisi pertanian terbuka. Namun, zat ini dapat digunakan di ruang tertutup atau dikombinasikan dengan produk lain yang meningkatkan stabilitas.

6. Berdasarkan toksisitasnya:

Piretroid memiliki tingkat toksisitas yang berbeda terhadap manusia, hewan, dan serangga. Tingkat toksisitasnya bergantung pada komposisi molekul dan interaksinya dengan sistem saraf serangga.

  • Piretroid yang sangat beracun: produk yang sangat beracun bagi serangga dan digunakan untuk melawan berbagai hama. Contohnya adalah permetrin.
  • Piretroid yang cukup beracun: insektisida ini memiliki toksisitas sedang dan sering digunakan untuk melindungi tanaman yang lebih sensitif. Contohnya adalah fenvalerat.

Mekanisme aksi

  • Bagaimana insektisida mempengaruhi sistem saraf serangga:

Piretroid menghambat transmisi impuls saraf dalam tubuh serangga dengan memengaruhi saluran natrium dalam sistem saraf serangga. Saluran ini mengatur aliran ion natrium ke dalam sel saraf, yang merupakan proses penting untuk fungsi sistem saraf normal. Ketika piretroid digunakan, saluran ini menjadi hiperaktif, yang menyebabkan gangguan pada transmisi impuls saraf normal. Hal ini mengakibatkan kelumpuhan dan akhirnya kematian serangga.

  • Dampak pada metabolisme serangga:

Selain efek langsung pada sistem saraf, piretroid dapat mengubah metabolisme serangga. Misalnya, beberapa piretroid mengganggu fungsi normal sel, yang dapat memengaruhi metabolisme energi, memperlambat proses pertumbuhan dan perkembangan. Perubahan ini dapat melemahkan kemampuan hama untuk bereproduksi dan meningkatkan kepekaan mereka terhadap faktor stres lainnya.

  • Contoh mekanisme aksi molekuler:
  1. Tindakan pada asetilkolinesterase: piretroid dapat menghambat aktivitas asetilkolinesterase, yang menyebabkan akumulasi asetilkolin dalam sinapsis saraf, sehingga mengganggu transmisi impuls saraf normal.
  2. Tindakan pada saluran natrium: piretroid memengaruhi saluran natrium, menyebabkan saluran tersebut terbuka terus-menerus, yang menyebabkan aliran ion tidak terkendali dan eksitasi sel saraf.

Perbedaan antara kontak dan tindakan sistemik:

  • Piretroid kontak bekerja langsung saat bersentuhan dengan permukaan tubuh serangga. Zat ini dengan cepat menembus organisme melalui kulit luar dan dengan cepat menyebabkan kelumpuhan.
  • Piretroid sistemik dapat menembus tanaman dan menyebar melalui tanaman, memengaruhi hama tidak hanya melalui kontak dengan tubuh hama tetapi juga melalui makan ketika serangga memakan tanaman yang diobati.

Contoh produk

Keuntungan:

  • Tindakan cepat: piretroid mulai bekerja dalam beberapa menit setelah kontak, memberikan pengendalian populasi hama dengan cepat.
  • Jangkauan aksi yang luas: insektisida ini efektif terhadap berbagai jenis hama, termasuk kutu daun, lalat, tungau, dan serangga lainnya.
  • Toksisitas rendah terhadap mamalia: piretroid memiliki toksisitas lebih rendah terhadap manusia dan hewan dibandingkan dengan insektisida lainnya.

Kekurangan:

  • Dampak pada serangga bermanfaat: piretroid dapat menjadi racun bagi lebah dan serangga bermanfaat lainnya, yang mengurangi penyerbukan dan mengganggu keseimbangan ekologi.
  • Resistensi pada hama: serangga dapat mengembangkan resistensi terhadap piretroid, sehingga memerlukan rotasi produk atau penggunaan metode pengendalian gabungan.

Contoh produk:

  • Deltametrin: efektif terhadap kutu daun, lalat putih, dan hama lainnya. Piretroid yang sangat aktif dengan efek cepat.
  • Sipermetrin: digunakan secara luas dalam pertanian untuk melindungi tanaman sayur dan buah dari berbagai serangga.

Dampak lingkungan

  • Dampak terhadap serangga bermanfaat (lebah, serangga predator):

Piretroid dapat berbahaya bagi serangga bermanfaat, seperti lebah dan kepik. Lebah, yang berperan penting dalam penyerbukan tanaman, dapat mati setelah terkena piretroid. Hal ini mengurangi keanekaragaman hayati dan memengaruhi ekosistem.

  • Jumlah sisa insektisida di tanah, air, dan tanaman:

Setelah piretroid digunakan, sejumlah residu zat tersebut mungkin masih tertinggal di tanah, air, dan tanaman. Hal ini menimbulkan risiko kontaminasi ekosistem, terutama badan air, yang dapat memengaruhi organisme hidup seperti ikan dan tanaman air.

  • Fotostabilitas dan degradasi insektisida di alam:

Piretroid memiliki fotostabilitas yang baik, artinya mereka tahan terhadap kerusakan akibat sinar matahari. Hal ini meningkatkan aktivitas dan durasi aksi mereka tetapi juga berkontribusi terhadap akumulasi bahan kimia di lingkungan.

  • Biomagnifikasi dan akumulasi dalam rantai makanan:

Insektisida dapat terakumulasi dalam tubuh hewan, yang menyebabkan biomagnifikasi—peningkatan konsentrasi bahan kimia di setiap tingkat rantai makanan. Hal ini dapat menimbulkan dampak buruk pada hewan dan manusia yang mengonsumsi produk yang mengandung residu insektisida.

Masalah resistensi serangga terhadap insektisida

  • Penyebab resistensi:

Resistensi pada serangga muncul karena seleksi alam: individu yang mengalami mutasi yang memungkinkan mereka bertahan hidup dari paparan insektisida mewariskan sifat-sifat ini kepada keturunannya. Seiring berjalannya waktu, serangga tersebut menjadi resistan terhadap produk tersebut, sehingga mengurangi efektivitasnya.

  • Contoh hama yang resistan:

Kumbang kentang Colorado, kutu daun, dan serangga lainnya telah menjadi kebal terhadap piretroid setelah penggunaan produk ini berulang kali di area yang sama.

  • Cara pencegahan resistensi:

Untuk mencegah terjadinya resistensi, disarankan untuk melakukan rotasi insektisida dengan mekanisme aksi yang berbeda, menggunakan produk kombinasi, dan melakukan metode pengendalian hama terpadu seperti pengendalian hayati dan penggunaan musuh alami.

Pedoman keselamatan penggunaan insektisida

  • Persiapan larutan dan dosis:

Patuhi dosis yang ditentukan, karena kelebihan insektisida dapat membahayakan tanaman dan lingkungan. Sebelum diaplikasikan, penting untuk mengencerkan insektisida dengan benar dalam air dan mencampurnya secara menyeluruh.

  • Penggunaan peralatan pelindung saat menangani insektisida:

Saat menggunakan piretroid, peralatan pelindung seperti sarung tangan, masker, dan kacamata harus dikenakan. Ini melindungi terhadap kontak bahan kimia dengan kulit dan sistem pernapasan.

  • Rekomendasi untuk perawatan tanaman:

Rawat tanaman pada sore atau pagi hari saat suhu lebih rendah dan serangga lebih aktif. Hindari penggunaan pada saat cuaca hujan atau angin kencang untuk mencegah insektisida hanyut atau menyebar ke area lain.

  • Kepatuhan terhadap masa tunggu sebelum panen:

Penting untuk mematuhi periode tunggu yang ditentukan pada kemasan untuk mencegah sisa bahan kimia masuk ke dalam makanan.

Alternatif untuk insektisida kimia

  • Insektisida biologis:

Penggunaan entomofag, seperti tungau predator, serta produk bakteri seperti bacillus thuringiensis, merupakan cara yang efektif untuk mengendalikan hama tanpa menggunakan bahan kimia.

  • Insektisida alami:

Minyak nimba, larutan bawang putih, dan infus tembakau merupakan metode alami yang dapat secara efektif mengusir serangga tanpa membahayakan tanaman dan lingkungan.

  • Perangkap feromon dan metode mekanis lainnya:

Feromon dan perangkap untuk serangga membantu mengurangi populasi hama tanpa menggunakan bahan kimia.

Contoh produk populer dari grup ini

Nama Produk

Bahan aktif

Mekanisme aksi

Area aplikasi

Bi-58

Deltametrin

Mengganggu aktivitas saluran natrium

Pertanian, Hortikultura

Aktara

Tiametoksam

Mempengaruhi reseptor nikotinik

Perlindungan terhadap hama penghisap

Risiko dan tindakan pencegahan

  • Dampak terhadap kesehatan manusia dan hewan:

Piretroid dapat menjadi racun bagi manusia dan hewan jika disalahgunakan. Kehati-hatian harus dilakukan saat menggunakannya.

  • Gejala keracunan insektisida:

Keracunan piretroid bermanifestasi sebagai sakit kepala, mual, muntah, dan pusing. Jika terjadi keracunan, segera cari pertolongan medis.

  • Pertolongan pertama untuk keracunan:

Bilas mulut dan mata, hubungi bantuan medis, dan konsumsi arang aktif untuk mempercepat pembuangan racun dari tubuh.

Kesimpulan

Penggunaan piretroid secara rasional membantu mengendalikan hama secara efektif, tetapi memerlukan perhatian cermat terhadap keamanan. Mengikuti anjuran dosis dan aplikasi meminimalkan risiko dan mencapai efektivitas maksimum.

Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ)

  • Apa itu piretroid?

Piretroid adalah insektisida kimia sintetis yang dikembangkan dari piretrin, senyawa alami yang diekstrak dari bunga krisan. Insektisida ini secara aktif digunakan untuk memerangi berbagai macam hama serangga karena toksisitasnya yang tinggi terhadap serangga dan toksisitasnya yang relatif rendah terhadap mamalia.

  • Bagaimana cara kerja piretroid?

Piretroid memengaruhi sistem saraf serangga dengan mengganggu fungsi normal neuron. Zat ini memblokir saluran natrium pada membran sel, menyebabkan aktivasi sel saraf secara terus-menerus, yang mengakibatkan kelumpuhan dan kematian serangga. Hal ini menyebabkan pembasmian hama secara cepat dan efektif.

  • Apa yang membedakan piretroid dari insektisida lainnya?

Piretroid sangat efektif terhadap serangga dengan toksisitas yang relatif rendah terhadap mamalia, termasuk manusia. Piretroid bekerja cepat dan memiliki durasi kerja yang relatif singkat, sehingga mengurangi risiko akumulasi residu di lingkungan. Namun, piretroid dapat bersifat toksik terhadap organisme akuatik dan beberapa serangga bermanfaat.

  • Apa keuntungan piretroid?

Piretroid memiliki beberapa keunggulan: bekerja cepat, efektif terhadap banyak spesies serangga, memiliki toksisitas rendah terhadap manusia dan hewan jika digunakan dengan benar, dan terurai relatif cepat di lingkungan. Hal ini membuat piretroid populer untuk digunakan dalam pertanian dan hortikultura.

  • Apa kerugian piretroid?

Kerugian utama piretroid adalah dapat menyebabkan resistensi pada serangga jika digunakan berulang kali atau terus-menerus. Piretroid juga dapat menjadi racun bagi serangga bermanfaat, seperti lebah dan penyerbuk lainnya, serta bagi ekosistem perairan. Piretroid sangat beracun bagi ikan dan organisme perairan lainnya, sehingga perlu kehati-hatian saat digunakan di dekat badan air.

  • Bagaimana piretroid memengaruhi ekosistem?

Piretroid dapat memengaruhi serangga bermanfaat, seperti lebah, kepik, dan entomofag (musuh alami hama), sehingga mengganggu ekosistem. Piretroid juga dapat memasuki badan air dan merusak ekosistem perairan dengan membunuh ikan dan organisme perairan lainnya. Untuk meminimalkan dampak lingkungan, penting untuk mengikuti pedoman penggunaan piretroid.

  • Serangga apa yang paling rentan terhadap piretroid?

Piretroid efektif terhadap banyak spesies serangga, termasuk kutu putih, kutu daun, tungau, semut, dan hama pertanian seperti kumbang kentang Colorado. Piretroid digunakan untuk pengendalian hama baik di pertanian maupun di lingkungan rumah tangga.

  • Bagaimana resistensi terhadap piretroid dapat dicegah?

Untuk mencegah resistensi, penting untuk merotasi insektisida dengan cara kerja yang berbeda, menggunakannya dalam kombinasi dengan metode pengendalian lain (misalnya, insektisida biologis atau metode mekanis), dan mengikuti rekomendasi dosis dan frekuensi aplikasi. Merotasi produk dan penggunaan yang tepat mengurangi kemungkinan populasi hama yang resistan.

  • Bagaimana piretroid harus digunakan dengan aman?

Saat menggunakan piretroid, penting untuk mengikuti anjuran pada kemasan dan mengenakan pakaian pelindung (sarung tangan, kacamata, masker) untuk menghindari kontak dengan kulit dan saluran pernapasan. Selain itu, hindari penggunaan saat angin kencang dan hujan, dan patuhi masa tunggu sebelum panen untuk meminimalkan risiko residu pestisida pada produk.

  • Apakah ada alternatif untuk piretroid?

Ya, ada alternatif untuk piretroid, seperti insektisida organik (minyak nimba, infus bawang putih), metode pengendalian hama biologis (entomofag, bakteri, dan virus), dan metode mekanis seperti perangkap dan pembasmian hama secara fisik. Metode ini mungkin lebih aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia, tetapi mungkin memerlukan lebih banyak upaya dan waktu untuk mencapai efektivitas yang sama.